Kenangan masa lalu... duri-duri itu datang menusuk lagi
berdarah-darah...
tak peduli barang yang ditinggalkan, kenangannya menggangguku...
hatiku terlatih, namun aku jenuh.
jenuh meminta, jenuh berharap, jenuh meronta
penciumanku tajam, bahkan lebih tajam daripada anjing-anjing itu
aku mencium aroma bayangannya...
"Aku Lupa" kata-kata penghindaran paling sempurna
menyalahkan menjadi hal tabu diucapkan
ajarkan masa lalumu bahwa ada aku
Aku Aku Aku
Aku tidak rela
tersenyum memang caraku
Tiap jengkal rumahnya diluar kepala
Tiap garis wajahnya tersimpan dalam
Aku bagai sedang menonton film kehidupan dua insan
dua insan yang mengira mereka untuk selamanya
Dia sebelum aku
Aku cemburu
pulangkan saja kepada si empunya
agar tak ada lagi dia pada kita
agar tak ada lagi duri yang mengiris
agar tak ada lagi tangis
biarkan saja disana kata dia
dia tidak berpikir aku
sama-sama wanita seharusnya peka akan perasaanku
hapus saja, pergi. harusnya begitu jawabmu, wanita
tangan tak lagi sanggup menggapai
terlalu jauh, terlalu terjal, terlalu berisiko
meretakkannya lagi adalah kesalahan
aku jenuh
dasar laut mungkin lebih menyenangkan
tak seekorpun kan sadar
air-air menjadi satu
saru...
diam memperhatikan dan membiarkan darah ini mengucur deras
aku tidak rela
aku tenggelam, kekecewaan mendalam
potong tali-mu, biarkan aku hilang
hilang dengan semua angan-angan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar