Kita mulai dari cerita baruku tentang "Dia"... Dia yang bisa aku bilang salah satu orang yang aku kagumi. Dia yang memperkenalkan aku pada Yoga, mengajakku melihat dunia yang lebih dalam menunjukkan bahwa kita jauh lebih beruntung dalam hidup ini. Aku mengenalnya tidak lama. Kami dipertemukan saat dia mencari peserta untuk Jegeg Bagus Badung dan disaat itu saya menjabat sebagai wakil ketua 2 di sebuah STT (Sekaa Teruna Teruni) di suatu daerah di Bali. Awalnya aku bahkan tidak tertarik sedikitpun karena dia awalnya tidak lucu sama sekali, agak kaku, dan dia tidak pandai merayu. Bisa dibilang tipe cowok baik-baik bangeeeettt... hahaha... ya begitulah kesan awalku terhadapnya. Dia bilang pernah bertemu denganku saat aku diberikan tugas menjadi MC untuk pemelaspas pura di desa tempat kelahiranku. Dia bilang pada saat itu dia yang memberikan text Mc kepadaku di depan jabe pura tapi aku sama sekali tidak ingat sedikitpun tentang dia... hahaha...
Aku sempat bertanya kepada ajikku tentang dia. Ajikku bilang dia anak pak bis yang pertama. Saat itu responku hanya "Oooohhh". Walaupun aku tidak tertarik awalnya, namun aku penasaran dengannya karena dia anaknya pak bis... Pak bis itu teman ajikku. Dia sangat baik, lucu dan ramah. Dulu juga sering mampir ke rumah di padangsambian untuk bawain daging celeng setiap penampahan galungan. oke kita kembali lagi ke DIA... Akhirnya dengan berbekal semua penasaranku, aku tetap menjaga komunikasi dengan dia dan acara Jegeg Bagus Badung 2015 sering jadi topik pembuka. Entah aku bertanya tentang bagaimana perkembangan anggotaku, atau hal lainnya yang sebenarnya tidak terlalu penting... hahaha. Kemudian penasaranku semakin besar karena dia bukan tipe orang yang pamer apalagi sombong. Dia tidak pernah membicarakan mengenai pencapaiannya. Aku pun bertanya lagi ke ajikku tentang dia. Saat itu ajik bercerita banyak dan aku cukup menyimak cerita ajik. Ajik bilang dia anak yang pintar dan selalu dapat juara kelas ketika masih SD. Dia juga pernah bekerja di Jakarta sebentar. Ajik bilang dia anak baik-baik, keluarganya juga baik dan ramah. Aku semakin terkesan mendengar cerita tentang dia dan mulailah aku semakin tertarik. Semua berjalan cukup lancar.
20 Maret 2015
Ketika itu umat Hindu menyambut nyepi dengan pengerupukan. Malam itu seperti biasa aku bertugas sebagai pengurus STT dan menghandel anak-anak pembawa obor yang ikut berpartisipasi dalam pengerupukan. Perjalanan dimulai dari STT banjarnya yang melewati banjarku kemudian ke banjar kelod. Ketika STT banjarnya lewat di depan banjarku, aku melihat dia sekilas dan dia terlihat memberikan senyumnya padaku.Pria manis itu.
21 Maret 2015
Keesokan harinya, Nyepiiiiii... yeiiiyyy akhirnya bisa menikmati suasana nyepi lagi. Kami berkomunikasi seperti biasanya, bercerita tentang banyak hal hingga tertawa dengan kelakuan para teman-teman di STT kami masing-masing di malam nyepi. Malam itu dia menanyakan tentang musik kesukaanku, dia bilang akhir-akhir ini suka musik yang agak lembut. Aku juga menyukainya dan aku sangat menyukai genre musik Jazz. Dia bilang lagu dari Kenny G ft. Baby Face judulnya "Everytime i close my eyes" sering menemani dia kalau lagi kerja dan dia bilang akan kasi lagu itu ke seorang cewek yang nanti jadi pacarnya. Kami bercerita sampai larut malam. Keadaan di malam nyepi sungguh sepi, gelap dan bahkan tidak ada suara yang terdengar. Aku penasaran sebagus apa lagu itu, aku search youtub dan berharap saat itu internetku lancar. Namun, ternyata tidak pemirsaaaaaa.... loading tersendat sendat... hahahaha... Dia mengirimkan lagu itu kepadaku, aku mendengarkan lewat earphone dan kalian tau? aku bahkan sangat tersentuh mendengarkan lagu itu. Mendengarkannya di malam nyepi dalam keadaan gelap dan sangat sepi. ooooogaaaddddddd aku benar-benar mencintai music ber-saxophone.... so romantic...
30 Maret 2015
Kami berjanji untuk bertemu di KFC keboiwa jam 7 malam sepulang dia dari mengajar yoga. Kami tiba dalam waktu yang hampir bersamaan. Kami masuk dan mencari tempat yang nyaman dengan ditemani pesanan kentang goreng kami. Dia pria yang tinggi, setara dengan tinggi ku sekitar 172 cm, manis, putih, dan terkesan kalem. Awalnya aku suka menggodanya karena dia kalem dan tidak seperti kebanyakan pria lainnya yang mencari kesempatan dalam kesempitan... hahahaa... Sebenarnya malam itu banyak kekonyolan yang kami lakukan... Dia menyentuh tanganku dan memuji bentuk jari dan kuku ku, memuji bagus gelang tridatu yang aku pakai padahal aku tau itu hanya alasannya untuk menyentuh tanganku... *rotfl*
Gelang tridatu (merah, putih, dan hitam)
Sikapnya sangat lucu, menurut pengakuannya dia telah menjomblo 3 tahun lamanya. Pantas saja dia cukup salah tingkah ketika aku goda... hahaha..
Setelah semua kekonyolan itu dan kentang yang kami pesan sudah mulai habis aku tidak menyangka dia mengatakannya sambil memegang tangan kananku. "Kamu mau gak jadi pacarku?" tanyanya. "mmmm... beneran ni? kamu udah cek tanggal dan jam kan? ini tanggal 30 maret jam 10 malam... masak nanti kalo mau anniv selalu kena tanggal tua... hahaha" godaku. "oiyaa... astaga aku gak mikir sampai kesana.. hehe...yah tapi udah terlanjur. trus kamu gimana? mau gak jadi pacarku?" tanyanya lagi. Aku tersenyum dan mengangguk.
KENCAN PERTAMA
Tidak seperti kebanyakan pasangan yang kencan ketempat fancy dan kekinian. Kencan pertama kami berbeda. Saat itu hari Minggu, sepulang dari dia melatih yoga untuk Pemudi STTku dan tentunya ada aku di dalamnya, dia mengajakku bertemu saudaranya. Pada hari sebelumnya dia sempat bercerita akan mengajakku ke suatu tempat bertemu saudaranya di Renon dan aku meng-iya-kan ajakannya.
Perjalanan kami ke Renon tidak mulus. Motornya sempat mati kehabisan bensin di daerah Renon... hahahahaa... dia me"nandan" motor dan aku dibelakangnya... bagiku hal itu romantis.
Setelah beberapa jauh kami berjalan, akhirnya kami menemukan pom bensin di sebelah barat Stikom Bali. Bahagiaaaaaaa bangeeeeettt akhirnyaaaaaaaa.....Setelah bensin terisi, kamipun melanjutkan perjalanan kami menuju rumah saudaranya. Sebelum ke rumah saudaranya, dia mengajakku membeli beras dan susu ultra kotak pink 4 pcs buat oleh-oleh katanya. Setelah membeli oleh-oleh, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke rumah saudaranya di daerah Renon.
Kami masuk ke sebuah jalan disebelah Museum Bung Karno Renon dan setelah itu berbelok ke barat. Dia berhenti di depan sebuah rumah yang bagiku tidak layak. Rumah dengan anyaman bambu, genteng yang tidak lagi merah, lantai yang beralaskan tanah liat kering dan tumbuhan-tumbuhan yang tumbuh tidak tertata rapi. Dia mengajakku masuk, kemudian seorang ibu keluar menyambutnya seakan dia sudah sering menjadi tamu di rumah itu dan sudah tidak lama bertemu. Kami masuk ke rumah dibelakang rumah pertama yang aku lihat. Keadaan rumah itu tidak berbeda dari rumah sebelumnya di dalam satu halaman itu. Rumah kecil, ayam berkeliaran. Aku lihat dua anak perempuan sekitar 11 dan 12 tahun yang mengalami keterbelakangan mental sedang tidur siang di sebuah dipan bambu didepan rumahnya. Ibu itu mempersilahkan kami duduk di dipan bambu sebelahnya. Dia memberikan oleh-oleh yang kami beli sebelumnya ke ibu itu dan berbincang-bincang sedangkan aku hanya bisa melihat keseluruhan sudut rumah itu sejauh jangkauan mataku. Cukup sedih hatiku melihat keadaan itu namun aku kagum terhadapnya yang mau berbagi kepada sesama yang bukan siapa-siapanya. Ketika banyak pria sibuk berkecimpung dengan hobi mahal mereka, berbeda dengan dia. Dia sederhana, peduli, penuh kasih, mencintai sesama. Dia membuka mataku, mengajariku bahwa cinta itu universal. Aku sempat menyimak beberapa perbincangan mereka. Dia menanyakan ibu itu tentang keadaan anggota keluarga mereka. Ibu itu memanggil-manggil anaknya yang paling kecil, dari barat datanglah seorang anak kecil laki-laki polos dengan malu-malu sambil terseok-seok diatas tanah coklat khas tanah sawah. Iya anak itu terseok, anak itu juga mengalami cacat seperti kedua kakak perempuannya. Anak itu menghampiri kami dan ibunya memberikan susu oleh-oleh dari kami kepada anaknya. Anak laki-laki itu menerimanya dengan senyum. Aku semakin tersentuh akan keadaan itu. Ibu itu bercerita bahwa akhir-akhir ini air sangat sulit, beberapa ayamnya mati. Mereka tinggal di tanah negara. Dari cerita ibu itu keluarga mereka dipersilahan untuk menempati tanah itu dan diharuskan untuk mengelola tanah itu seperti menanam sayur-sayuran, dll. Suaminya bekerja sebagai buruh bangunan dan kadang serabutan sedangkan ibu itu hanya sebagai ibu rumah tangga. Mereka menghidupi 3 orang anak, dua anak perempuan dan satu anak laki-laki. Ketiga anaknya mengalami cacat fisik dan mental. Bisakah kamu membayangkan keadaan keluarga itu?
bisakah kamu membayangkan seberapa sulit kehidupan mereka? tidakkah kita seharusnya malu dengan terus-terusan mengeluh terhadap kehidupan yang tuhan berikan ini dan bahkan sangat jauuuuuuuhhhh lebih baik dari mereka??
Aku terenyuh...
Dia pria yang berbeda. Kami hanya sebentar berada disana. Setelah semua perbincangan, kami pun berpamitan. Dalam perjalanan pulang, dia banyak bercerita dan dia bilang "udah ketemu sama saudara-saudaraku kan bi?" bi... itu panggilannya buatku.
Dia unik. Tuhan mempertemukan aku dengan pria seperti dia. Semakin aku mengaguminya.
YOGA, VEGETARIAN, SRI SRI RAVI SANGKAR
Unik... Satu penilaian konsistenku terhadapnya sejauh ini. Dia seorang vegetarian. Dia juga memiliki seorang guru. Awalnya aku pikir semua ini konyol. Aku pikir mengapa dia sangat memuja gurunya. Mengapa dia rela menahan nafsu makan dan lebih memilih jadi vegan. Dia telah menjadi vegan 5 tahun lamanya.
Beberapa artikel menyebutkan bahwa menjadi vegetarian bisa membuat sperma melemah dan hal itu menyebabkan susah memiliki keturunan. Beberapa temanku juga mengatakan hal yang sama. Aku cemas, iya karena aku mengharapkan dia sebagai pendamping masa depanku nanti. Beberapa kali aku berusaha untuk mengubah keputusannya menjadi vegetarian. Namun, bisa ditebak. jawabannya tidak. Dia punya pendirian yang teguh untuk itu. Memang tidak semua orang yang vegan tidak bisa memiliki anak, ada juga yang bisa namun kecemasan itu tetap saja muncul. Dia menceritakan beberapa temannya yang vegan dan memiliki anak. Baiklah aku cukup tenang akan hal itu. Aku berusaha untuk tidak lagi mencemaskannya.
Suatu saat dalam suatu perjalanan, dia sempat mengajakku untuk ikut kelas namanya happiness program. Dia menjelaskan mengenai kelas itu yang dimana dilaksanakan 3 hari, tidak boleh makan daging selama pelatihan dan kehadiran tidak boleh bolong selama 3 hari itu. What! apa-apaan ini. Aku menolaknya.
Bagai gayung bersambut. Kelas Sudarsana Kria pun dibuka. Dia mengajakku untuk ikut dan akhirnya aku putuskan ikut karena penasaran dengan alasan mengapa dia sangat ingin aku ikut kelas ini. Aku tidak sendiri. Aku mengajak 2 orang temanku untuk ikut agar aku punya teman lain selain dia disana.. hahaha
hari pertama, dia menjemputku dan kami berangkat ke sailaque sanur (lotus yoga). Kami datang paling awal.
Teman-temannya ramah dan menerima aku dengan baik. Kami dilatih oleh seorang guru bernama ibu asih. Wanita berkacamata, berkulit putih, cantik, dan ramah. Siapa yang menyangka beliau adalah seorang istri dan seorang ibu. Beliau banyak mengajarkan aku dan teman-teman yang lain tentang teknik pernapasan, melakukan kebaikan, melepaskan semua kebencian, mencintai sesama, dan memperkenalkan kami dengan sosok Sri Sri Ravi Sangkar. Akhirnya aku tau mengapa dia sangat mengagumi Sri Sri Ravi Sangkar. Begitu pula denganku yang mulai mengagumi sosoknya. Selama pelatihan berlangsung, aku menjadi vegetarian. Hingga pelatihan selesaipun, aku masih memilih menjadi vegetarian. Bagiku menjadi vegetarian tidak terlalu buruk. Semua pemikiran awalku tentang vegetarian dan guruji berubah. Aku merasa diriku lebih baik setelah mengikuti Happines Program. Terimakasi telah memaksaku untuk ikut dan masuk kedalam duniamu. Semua ini merupakan paksaan yang indah bagiku.
Vegetarian banyak mengubah hidupku. Beberapa orang bilang dengan menjadi vegetarian, kamu akan bisa mengontrol emosi. Bagiku tidak semuanya benar. Vegetarian membuat pembawaanku lebih smooth, wajahku sudah jauh lebih baik dan terhindar dari jerawat yang dulu sering muncul, pencernaanku juga jauh lebih baik. Aku bahagia dengan perubahan ini. Tetapi perubahan itu tidak berhenti sampai disana.
Dia memperkenalkan aku dengan banyak hal baru yang belum aku ketahui. Pengalaman-pengalaman baru yg tidak sabar untuk aku lalui bersamanya dan dengan bimbingannya. Aku biarkan dia mempengaruhiku karena aku yakin semua itu demi kebaikanku dan perubahanku menjadi lebih baik.
Suatu ketika, dia mengajakku untuk donor darah. Jujur, donor darah adalah hal yg mustahil bagiku. Dulu aku pernah mencoba untuk donor darah beberapa kali namun selalu gagal. Darahku selalu ada pada angka 11,4 paling tinggi sehingga suster menyarankan aku untuk tidak melakukan donor.
"bi, donor darah yuk?"
"hmmm..oke siapa takut" jawabku dengan nada sombong. Dilihat dari pengalamanku dulu, aku yakin pasti gagal lagi...haha
Dia sudah melakukan donor sekitar 3 minggu sebelumnya. Dia sudah donor berkali kali, jarum dan kantung darah adalah hal biasa baginya. Kemudian giliranku. Aku menyerahkan jari ku ke suster PMI dengan sangat percaya diri dan keyakinan bahwa pasti akan gagal lagi. Tau bagaimana hasilnya? ternyata aku diperbolehkan donor. Darahku ada di sekita angka 14,32'an. Seketika aku hanya bengong melihat angka itu. Vegan membuat darahku lebih baik. Aku bahagia dengan hal itu. Namun disisi lain aku takut dengan jarum donor. Aku berharap tensi ku rendah karena biasanya tensiku memang selalu rendah. Tapi tau? setelah dicek tensi, ternyata tensiku normal... gaaaaaadddd... sumpah vegan ini membuat semuanya lebih baik. aaaaaaaakkkk sungguh bahagia. Dia hanya tertawa melihat aku ketakutan... :"(
Dia menguatkan aku. Dia bilang sakitnya tidak seberapa dibandingkan dengan orang-orang sakit diluar sana yang kini sangat membutuhkan darahku. Aku beranikan diriku dan akhirnya donor darah perdanaku pun aku lakukan.
Akhirnya aku merasakan pengalaman ini juga. Terimakasih telah menjebakku untuk donor darah.. haha
KEPADA DINDIMU, TERIMA KASIH
Dia, wanitamu dulu di masa lalu mu yang kamu panggil "dindi". Aku tau, banyak cerita yang telah kalian ukir bersama 6,5 tahun. Cinta SMA yang kandas. Aku juga pernah mengalami hal yang sama persis dengan mu. Sakit? aku tau tanpa harus kau jelaskan.
Dindi, kau banyak menginspirasinya. Dia banyak bercerita tentangmu kepadaku. Cerita tentang ketegaranmu yg membuatku salut. Aku pernah cemburu buta terhadapmu karena ceritanya. Namun, dirimu lah yg membuka mataku lagi. Kau sudah bahagia dengan pria pilihanmu kini, seharusnya aku tidak sekonyol itu.
Terimakasih telah pernah menjadi bagian dari dirinya dulu, menjadi satu-satunya wanita yang dia harapkan menjadi labuhan terakhirnya. Terimakasih telah memberikan dia banyak pelajaran dalam hidupnya hingga dia menjadi pria seperti sekarang.
Dindi, kini Dandamu telah bersamaku, aku akan menjaganya dengan baik. Aku tidak akan menjadi sosokmu didepannya. Aku hanya akan jadi diriku. Membahagiakannya, menjaganya dan menyayanginya dengan caraku. Kau tau, dia pernah terpuruk ketika kau tinggalkan?
Tapi sudahlah, semua itu masa lalu kalian. Aku senang bisa mengenalmu dari ceritanya dan bertemu kamu masa lalunya.
Dia, Aku, Dindi, dindi's Husband and our friends |
Bahagia ingat saat itu. Dia menjabat tangan suamimu dengan senyum dan kita juga saling berjabat tangan saat itu. Tidakkah itu terasa damai?
Cinta yang dewasa, begitu aku menyebutnya. Aku tidak melihat ekspresi kebencian dari dia. Aku bangga kepada dia.
Terimakasih telah hadir kedalam hidupku bi... terimakasih semua pengalaman ini.
Semoga semua makhluk berbahagia. Jay Guru Dev
Penulis,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar