ada hal yang agak menggelitik sebenarnya.. disini bukan maksud saya untuk menyudutkan ya tapi ini murni dari sudut pandang saya yang menilai. bicara soal reklamasi teluk benoa pasti ga akan ada habisnya. disini saya ga akan membicarakan tentang sejarah reklamasinya karena jujur pengetahuan saya tidak terlalu dalam soal topik itu.
Saya senang dengan pergerakan Tolak Reklamasi ini. ibarat api, dia membara. Kami rakyat Bali menolak dilakukannya reklamasi terhadap teluk benoa karena setau saya dari beberapa sumber, kami orang-orang yang bermukim di bali selatan akan sangat merasakan dampak dari reklamasi tersebut. Kadang saya berpikir, mungkin reklamasi diperlukan karena dilihat dari banyaknya pantai di bali yang mengalami abrasi jadi daratannya harus dikembalikan lagi. Namun tentu tidak di teluk benoa. Katanya teluk benoa kaya akan biota laut yang beraneka ragam. Tentu kita harus melindungi itu semua. Hal yang cukup menggelitik disini adalah beberapa orang yang ada di dalam pergerakan Tolak Reklamasi tersebut.
Di awal tahun ini, Desa Adat tempat lahirku bergerak menolak reklamasi. Semua orang juga menunggu hal ini. Saya jadi teringat cerita dari salah seorang teman yang bilang "kamu liat bapak itu? saya teringat dulu dia bilang di depan saya untuk apa saya ikut urusin benoa, berkicau di facebook agar orang-orang ikut menolak reklamasi. Dia suruh saya diam dan tidak ikut campur. Dan kamu liat sekarang dia di depan. Diatas panggung, dengan suara lantang mengatakan diri menolak. Dulu kemana ajaaaaaa?... " Lucu melihat orang-orang seperti itu. Banyak dari mereka yang total berjuang untuk benoa, namun sisanya lagi bisa ditebak. Berbagai macam kepentingan bertaburan disana. Ada yang selfie lah, pencitraan lah, sekedar ikut-ikutan ngeramein lah, bahkan ada yang berusaha menjadikan diri sebagai tokoh. Setelah acara pergerakan selesai, Sudah bisa ditebak, sampah puntung rokok dimana-mana, bahkan di sela-sela tembok pun ada. Agak kecewa dengan beberapa oknum-oknum yang ga peduli sama lingkungan kayak gitu. Ini kita berjuang buat lingkungan tapi mereka malah ngotorin lingkungan, See..
Kalian tau kemana orang-orang setelah acara selesai? ya pulang lah... nah sisanya? bukannya bantuin bersihin puntung rokok yang mereka serakin, tapi malah nontonin... faaaakkkk... kesadarannya itu dimana. Malam itu juga karena saking kesalnya melihat situasi seperti itu dan berharap mereka sadar, aku post di facebook. kicauanku menjadi viral sehingga membuat beberapa pihak terganggu dan seperti bisa diduga, beberapa oknum memaksa untuk menghapus kicauan ku itu. Oke aku hapus.
Namun dengan berjalannya waktu, orang-orang tersebut mulai belajar, dan kicauan ku itu beredar. mereka pun memperbaiki diri.
Berkat pergerakan Tolak Reklamasi ini, muncullah S***D di tanah kelahiranku. Kepanjangannya Solidaritas kepedulian terhadap teluk benoa. gitulah kurang lebih. Saya cukup bangga pergerakan ini muncul. Banyak harapan yang saya gantungkan pada wadah ini. Berharap mereka bergerak tidak hanya untuk benoa, tetapi juga untuk desa mereka yang terzholimi. Dengan adanya S***D ini, masyarakat akan semakin melek dengan issue-issue terkini yang ada di desa khususnya. Mereka akan tumbuh menjadi masyarakat yang kritis. Selain itu, S***D ini aku anggap people powernya desaku.
Aku tau beberapa kasus yang terjadi di desa. entah apa yang dilakukan kelian desa ketika itu sehingga kami banyak kehilangan tanah desa kami yang diakui dan di jadikan hak milik oleh investor. Saat itu masyarakat kami diam. Maklum, ketika itu belum ada pergerakan seperti sekarang. Masih banyak yang nge-Koh ngomong dan menghindari perpecahan dengan saudara. Kasus paling hangat adalah kontrak tanah SD yang diurug jadi mercure. Lama kontraknya gak main-main. 50 tahun. Kami was-was nasib tanah desa itu akan berakhir seperti tanah lainnya, dijadikan hak milik. Kamis juga was-was, informasi mengenai sejarah tanah ini terputus hingga generasi-generasi penerus selanjutnya. Entah lah apa ini korupsi yang dilakukan oleh kelian desa atau bagaimana, belum ada yang berani membuktikan.
Semakin dilihat, ada yang cukup aneh dan mengganjal di hatiku antara pergerakan tolak reklamasi dan kasus di desaku. Issue selanjutnya yang aku dengar adalah tanah kuburan menak di desaku dan pasar seni akan dikontrakkan kepada investor. para pedagang pasar seni rencananya akan dibuatkan tempat yang bertingkat. Saya yakin pasar seni akan sepi. Selain bersaing dengan pasar oleh-oleh sekelas krisna oleh-oleh, tempatnya yang bertingkat juga akan membuat pelanggan malas untuk berlelah-lelah diri naik ke lantai 2. Saya cukup menunggu apa yang S***D ini akan lakukan. Disini mereka akan tunjukkan apakah kontribusi mereka untuk desa. Teringat jelas bagaimana mereka menyingsingkan lengan baju melawan agar reklamasi dibatalkan, melawan pemerintah agar perpres dicabut. Sekarang kita lihat, apa yang akan mereka lakukan untuk desanya. Banyak dari mereka yang pasrah dengan tanah SD yang sudah terlanjur dikontrak 50 tahun. Mana semangat mereka? tidakkah ada yang berani mengusut? Saya hanya mendengar cerita-cerita dari para tetua karena wanita tidak diikutkan dalam rapat desa. Secara tidak langsung, SUARA WANITA tidak dianggap dan EMANSIPASI WANITA hanya sekedar jargon disini.
"Saya berharap banyak dengan keberadaan S***D ini, semoga tidak ada lagi tanah yang hilang dan semoga orang-orang yang tergabung di dalamnya bisa jadi perpanjangan lidah bagi kaum-kaum yag suaranya belum dianggap seperti kami".
kalian tau, apa jawaban salah seorang pentolan dari S***D ini?
"S***D tidak ada hubungannya dalam semua ini. jangan bawa-bawa S***D!"
FAAAAKKKK!!! trus buat apa lu ada kalo cuman buat berjuangin desa orang dan lu lupa sama desa lu sendiri yang gak kalah ngeri kasus yang sedang kita smua hadapi disini!!!
Dari sinilah saya menilai orang-orang ini memiliki LOYALITAS DAN TOTALITAS YANG TIPIS BANGET BUAT DESANYA SENDIRI.
Berjuang sampai menerobos para polisi berlaras panjang demi demo berjuang untuk benoa. untuk desanya apa? mereka sembunyi!
Salah satu dari mereka bilang "alah kamu cewek, anak kecil lugu gatau apa. kamu cuman denger cerita kan" sekali lagi disini aku bilang FAAAAKK... Perpres yang sudah dikeluarkan presiden dan disetujui gubernur bisa kalian ngotot biar itu smua dibatalkan. Kenapa untuk memperjuangkan revisi kontrak yang 50 tahun kalian ga bisa ngotot juga?!
Sudah cukup aku telah kehilangan kepercayaanku untuk S***D ini. Pergerakan apaan ini. Mindsetku berubah. bagiku S***D ini gak lebih cuman perjuangan dari masyarakat desaku untuk benoa dan BUKAN BUAT DESANYA SENDIRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar