Ada keraguan yang bahkan tak bisa kuungkapkan. Keraguan tentang akan seperti apa masa depan nanti. Aku sering menepi dan berpikir "sudahkah ini tepat?".
Kembali ku berkata dalam hati "diriku takkan pernah mengkhianati ku". Hampir 30 tahun aku ada di dunia ini, tak sedetikpun diri ini kuragukan.
Tidak ada yang lebih kutakutkan daripada diriku sendiri. Aku sudah pernah kehilangan cinta, dulu saat remaja. Cinta yang kukira akan jadi satu2nya dan labuhan akhir. Perpisahan menyakitkan pernah kurasakan hingga yang lain rasanya semakin tidak seberapa.
Pendidikan tertinggi kuraih sebelum umur 30 tahun, keluarga yang rukun dan anak yg lucu menemaniku saat ini di detik2 ku akan melangkah ke angka 30.
Mungkin ini bayaran dari sakit hatiku dulu, gumamku. Kita sekarang bahkan sudah sama2 bahagia. Iya inilah seharusnya yang terjadi.
Jika aku diijinkan kembali ke masa lalu, aku tidak akan kembali memperbaiki apapun. Bahkan untuk cinta sebelumnya yang tidak pernah dimulai namun telah usai.
Tuhan tidak pernah mempersatukan kita sejak awal kita bertemu. Kita saja yang liar selalu mencari selah bertemu walau harus menempuh ratusan kilometer ke bagian Bali timur.
Teringat semua perbincangan kita tentang mimpi2 kita di masa depan. Aku sudah hampir mencapai semua, ku yakin kamu juga. Kini ku yakin alasan Tuhan tidak mempersatukan kita. Aku yakin mimpi2 kita itu yang memisahkan kita bahkan saat kita tak sempat memulai.
Ku pernah rasakan cinta yang membutakan, namun kebutaan membawa ku ke kegelapan. Kali ini kucoba menjadi rasional tapi aku ragu hati ini kehilangan ruhnya.
Kubuka mata, kulihat dia. Tampan. Tinggi dan sikapnya baik. Ternyata ini masa depanku.
Tuhan bahkan sesayang itu padaku. Tuhan tau yang aku butuhkan. Andai aku tidak bersama pria ini, mungkin aku tidak akan pernah berhasil menggapai semua mimpiku.
Masa depan? Aku berusaha melihat ke masa depan. 5 atau 10 tahun lagi aku akan ada dimana dan pencapaian apa yg akan ku capai saat itu. 30 tahun lagi, masihkan pria ini ada di sisiku? Ataukah dia mulai bosan dengan ambisiku? Atau mungkin saja dia masih tertidur di ranjang yg sama denganku? Tak ada yang bisa kutebak dari orang lain.
Tapi satu yang bisa kupastikan, diriku ini akan selalu kuat bersamaku, takkan pernah meninggalkan ku bahkan jika langit tak lagi tempatku menggantungkan harapan.
Beberapa bulan lagi menuju 30, rasanya sedih meninggalkannya. Ulang tahun tak pernah lagi terasa menyenangkan. Aku bahkan lupa kapan terakhir kali aku menikmati ulang tahunku.
Ku harap semua orang melupakan hari itu.